Kisah Syaiful Hadi, Developer Tools dari Pelaihari yang Sukses Bangun Ekosistem Digital Sendiri
![]() |
Syaiful Hadi, developer tools dari Pelaihari, Kalsel. (Dok. Ist) |
REPUBLIKINDONESIA.NET - Nama Syaiful Hadi mungkin belum sebesar tokoh-tokoh teknologi Silicon Valley, tapi jangan salah, pria kelahiran 17 Oktober 1996 ini diam-diam sudah membangun sebuah komunitas digital yang loyal lewat tools buatan tangannya sendiri.
Berbasis di kampung halamannya di Pelaihari, Kalimantan Selatan, Syaiful kini dikenal sebagai developer tools aplikasi dan kreator digital yang sukses merintis dari nol.
Tidak seperti kebanyakan orang yang memulai karier teknologi dari Jakarta atau luar negeri, Syaiful justru menjadikan Pelaihari sebagai titik tolaknya.
Ia adalah lulusan Teknik Informatika (TI) dari universitas ternama di Taiwan yang mendapat beasiswa prestasi. Alih-alih bekerja di perusahaan raksasa, ia memilih jalur independen: membangun platform tools berlangganan yang kini memiliki ribuan pengguna aktif.
Dari hobi menjadi profesi
Syaiful mulai mengembangkan aplikasi dan tools sejak 2020. Awalnya, hanya proyek kecil-kecilan untuk mengotak-atik API dan membuat sistem sederhana untuk otomasi. Tapi dari sinilah bibit startup mindset-nya tumbuh.
Ia menciptakan sebuah website yang kini dikenal luas sebagai vibot.pro, situs yang menawarkan berbagai tools otomatisasi untuk kebutuhan harian digital, seperti scraping, tracking, dan data analitik.
“Saya awalnya cuma pengen bantu orang-orang yang kesulitan melakukan hal-hal teknis di komputer atau Android,” ujar Syaiful saat diwawancarai via panggilan Zoom.
“Tapi ternyata dari tools yang saya bikin, saya jadi punya komunitas sendiri,” lanjutnya.
Tools buatannya tersedia dalam berbagai paket: mulai dari Rp150.000 per bulan hingga Rp1 juta per tahun, dan saat ini sudah ada lebih dari 3.000 member aktif yang berlangganan. Semuanya tumbuh secara organik, tanpa iklan besar-besaran. Hanya dari kekuatan konten dan testimonial pengguna.
Tantangan dan tekad
Syaiful tak menampik bahwa perjalanan membangun aplikasi dan komunitas tidak mudah. Tantangan terbesar bukan pada aspek teknis, melainkan mental.
“Kadang stuck. Bingung mau bikin fitur apa lagi, atau tiba-tiba capek banget karena semua dikerjakan sendiri. Tapi saya percaya satu hal: progress kecil lebih baik daripada stagnan,” katanya sambil tertawa.
Ia juga membagikan kebiasaannya saat burnout melanda: tidur siang sebentar, minum kopi hitam, dan main dengan keponakannya. “Manusiawi kok kalau lelah. Yang penting tetap jalan, meski pelan,” tambahnya.
Menjadi inspirasi lokal
“Banyak yang mikir sukses itu harus keluar kota. Tapi saya ingin buktikan, dari Pelaihari pun bisa bikin produk digital yang dipakai ribuan orang,” ungkapnya.
Penutup
Kisah Syaiful Hadi adalah contoh nyata bahwa dunia teknologi tak harus berpusat di kota besar. Dengan tekad, konsistensi, dan semangat belajar tanpa henti, siapa pun bisa membangun sesuatu yang berdampak. Kini, lewat vibot.pro, ia membuktikan bahwa anak daerah pun bisa bersaing di pasar digital global.