Iklan -- Scroll untuk lanjut membaca
Advertisement

Jadi Arsitek Zaman Now Wajib Punya 3 Hal Ini: Kreatif, Melek Teknologi, dan Punya STRA!

Jadi Arsitek Zaman Now Wajib Punya 3 Hal Ini: Kreatif, Melek Teknologi, dan Punya STRA!
Ilustrasi. Jasa arsitektur. (Foto: Dok. Charliepix/Canva)

REPUBLIKINDONESIA.NET — Dunia arsitektur saat ini tengah bergerak cepat menuju era yang lebih menantang dan kompleks.

Peran arsitek bukan lagi sekadar merancang bangunan estetis, tetapi telah meluas hingga menjadi penentu wajah kota masa depan, menciptakan ruang publik yang nyaman, serta hunian yang hemat energi dan ramah lingkungan. Arsitek masa kini dituntut untuk kreatif, adaptif, dan tidak gagap teknologi.

Dalam arus pembangunan perkotaan yang terus berkembang, kebutuhan terhadap jasa arsitek kian tinggi. Tak hanya untuk membangun fisik bangunan, tetapi juga untuk menghadirkan ruang hidup yang manusiawi, berkelanjutan, dan selaras dengan perubahan iklim global.

Tak sekadar jago gambar

Tantangan seorang arsitek modern tak melulu berkutat pada urusan teknis dan konstruksi. Mereka dituntut memiliki sensitivitas terhadap dinamika sosial, ekonomi, serta isu lingkungan.

Kepekaan ini penting agar desain yang dihasilkan tak hanya sekadar indah dipandang, namun juga fungsional, efisien, dan berpihak pada kepentingan masyarakat luas.

Dengan peran yang semakin multidimensi, arsitek masa kini diharapkan mampu meramu estetika, efisiensi ruang, hingga kesadaran ekologis dalam setiap proyeknya. Inilah yang membedakan arsitek visioner dari sekadar tukang gambar.

Teknologi jadi senjata wajib

Perkembangan teknologi telah mengubah cara kerja para arsitek secara drastis. Penguasaan software seperti AutoCAD, Revit, SketchUp, hingga Building Information Modeling (BIM) kini bukan lagi nilai tambah, tapi sudah menjadi kebutuhan dasar dalam industri ini.

Tak hanya mempermudah proses desain secara teknis dan visual, teknologi juga membuka peluang kolaborasi lintas batas, bahkan memungkinkan arsitek Indonesia terlibat dalam proyek-proyek internasional tanpa harus pindah domisili. Peluang terbuka lebar, tapi kompetisi juga semakin ketat.

Portofolio inovatif jadi kunci

Di tengah ketatnya persaingan, arsitek muda berlomba-lomba menunjukkan karya terbaik mereka melalui portofolio yang unik, inovatif, dan berkarakter. Ciri khas desain dan pemahaman akan teknologi menjadi modal penting dalam menarik klien maupun mitra kerja.

Institusi pendidikan pun mulai berbenah. Kunkun Academy, misalnya, hadir sebagai lembaga yang menekankan pendekatan kolaboratif dan pembelajaran aplikatif agar mahasiswa arsitektur tidak hanya cakap teori, tetapi siap menciptakan solusi nyata yang berdampak bagi masyarakat.

STRA = bukti profesionalisme arsitek

Namun menjadi arsitek profesional tak cukup hanya mengandalkan kreativitas dan keterampilan teknis. Legalitas juga menjadi aspek yang tak boleh diabaikan.

Untuk itu, Surat Tanda Registrasi Arsitek (STRA) dari Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) menjadi syarat wajib yang harus dimiliki seorang arsitek jika ingin menjalankan praktik secara sah dan profesional.

Ulinata, ST.Ars, M.T, Dosen Prodi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Kristen Indonesia (UKI), menegaskan:

“Untuk meningkatkan mutu karyanya, seorang arsitek perlu meningkatkan penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pengembangan keprofesian berkelanjutan sehingga dapat bersaing secara kompetitif dengan arsitek lainnya,” katanya.

Ia juga menambahkan pentingnya STRA sebagai bentuk tanggung jawab profesional.

"Bisa juga mengikuti penataran kode etik dan pengembangan keprofesian berkelanjutan sehingga kemudian diperkenankan mengikuti uji kompetensi hingga pada akhirnya memiliki bukti tertulis untuk melakukan praktik arsitek dan bertanggung jawab pada pekerjaan arsitektur yang dirancang," ujarnya.

Kurikulum pendidikan arsitektur mesti responsif zaman

Kabar baiknya, sejumlah kampus di Indonesia sudah mulai menyesuaikan kurikulum pendidikan arsitektur agar lebih relevan dengan tuntutan zaman. Isu-isu seperti krisis iklim, urbanisasi besar-besaran, dan digitalisasi menjadi bahan pertimbangan utama dalam perombakan kurikulum.

Menyadur website resminya, Kunkun Academy menjadi salah satu contoh institusi yang mengintegrasikan metode pembelajaran berbasis proyek dan kolaborasi sebagai fondasi dalam mencetak calon arsitek yang tangguh secara kreatif sekaligus punya kepedulian sosial. Untuk info selengkapnya dapat disimak pada situs www.kunkunacademy.com.

Tidak ada kata berhenti belajar bagi arsitek zaman now

Menjadi arsitek hari ini berarti siap belajar tanpa henti. Dunia arsitektur terus berubah—baik dari sisi teknologi, kebutuhan masyarakat, hingga pendekatan desain. Maka, mereka yang tak terus mengasah kemampuan dan pengetahuan berisiko tertinggal.

Arsitek masa depan harus punya tiga kekuatan utama: kreativitas dalam desain, penguasaan teknologi yang mutakhir, serta sensitivitas terhadap konteks sosial dan lingkungan. Kombinasi ini akan menjadikan arsitek tak hanya sebagai desainer bangunan, tapi juga inovator ruang hidup.

Siap jadi arsitek zaman now?

Jika Anda seorang mahasiswa arsitektur, calon arsitek, atau profesional muda yang ingin melangkah lebih jauh dalam karier, sekarang adalah waktu terbaik untuk memulai langkah strategis: memperkaya portofolio, menguasai software terkini, dan mempersiapkan STRA sebagai tiket legal ke dunia profesional.

Karena di era ini, arsitek bukan hanya tentang menggambar denah atau membuat desain keren—tetapi tentang membentuk masa depan. Membuat kota lebih manusiawi. Menjadikan ruang lebih hidup.

Dan di tangan arsitek-lah, masa depan itu bisa dibangun dengan lebih cerdas, hijau, dan penuh makna.