PDGI Sebut Kesadaran Jaga Gigi Warga RI Rendah, Mayoritas Salah Waktu Sikat Gigi
![]() |
| Ilustrasi. Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut. (Dok. Ist) |
REPUBLIKINDONESIA.NET — Masalah kesehatan gigi dan mulut masih jadi pekerjaan rumah besar di Indonesia. Perkumpulan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) menyebut, dari sekian banyak masyarakat yang memiliki keluhan, hanya 10 persen yang benar-benar rutin ke dokter gigi. Bahkan, hanya 2,8 persen yang terbukti menyikat gigi dengan cara dan waktu yang tepat.
Ketua Umum PDGI, Usman Sumantri, mengatakan kolaborasi pemerintah, tenaga medis, dan media menjadi kunci agar edukasi masyarakat semakin efektif.
“Pemerintah sudah menunjukkan perhatian besar melalui program pemeriksaan kesehatan gratis yang juga mencakup layanan gigi. Ke depan, perlu diperkuat upaya promotif dan preventif,” jelas Usman dalam acara daring HKGN, Kamis (11/9/2025).
Sementara itu, Direktur PTM Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, mengungkapkan bahwa survei terbaru menunjukkan 57 persen penduduk di atas usia tiga tahun mengalami gangguan gigi. Namun ironisnya, hanya 11,2 persen atau sekitar 3 juta orang yang berobat.
“Kalau sakit gigi hilang dengan obat pereda nyeri, biasanya masyarakat tidak melanjutkan ke pengobatan. Padahal masalah giginya tidak selesai,” kata Nadia.
Menurutnya, karies, gigi berlubang, hingga radang gusi masih sering ditemui. Kesalahan paling umum adalah menyikat gigi hanya di pagi hari saat mandi dan malam sebelum tidur. Padahal, yang dianjurkan justru setelah makan.
“Selain waktunya tidak tepat, cara menyikat gigi juga sering terlalu singkat, hanya sekitar satu menit, sehingga kurang efektif. Padahal kesehatan gigi yang buruk bisa berdampak pada organ vital, termasuk jantung. Pada ibu hamil, infeksi gigi bahkan berisiko membahayakan janin,” tegasnya.
Momentum Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Nasional, lanjut Usman, harus dijadikan kesempatan meningkatkan kesadaran masyarakat.
“Indonesia hebat dimulai dari menjaga kesehatan gigi dan mulut. Pencegahan jauh lebih murah dan lebih mudah dibandingkan pengobatan,” pungkasnya.
